Selamat datang di Toko Buku Aswaja. Kami bantu Anda untuk mendapatkan buku-buku Islam berpaham Ahlussunnah wal Jama'ah. Silakan hubungi sms center kami. Kami akan melayani Anda dengan senang hati.

Selasa, 05 Januari 2016

MENOLAK WAHABI

Membongkar Penyimpangan Sekte Wahabi; Dari Ibnu Taimiyah hingga Abdul Qadir At-Tilimsani

Judul Asli: An-Nushush Al-Islamiyyah Fi Ar-Rad 'Ala Madzhab Al-Wahabiyyah
Penulis: KH. Muhammad Faqih Maskumambang (1857-1937)
Penerjemah: KH. Abdul Aziz Masyhuri
Kata Pengantar: KH. Maimun Zubair
Jumlah Halaman: 304 hal.
Bahasa: Indonesia - Arab
Penerbit: Sahifa
Harga: Rp 80.000.-

Sinopsis:

Buku karya Wakil Rais Akbar dan Pendiri Nahdlatul Ulama, KH Muhammad Faqih Maskumambang ini ditulis tahun 1922 atau empat tahun sebelum kelahiran Nahdlatul Ulama (NU). Kitab berjudul “An-Nushush al-Isamiyyah fi Radd al-Wahhabiyyah” ini adalah karangan berbahasa Arab pertama yang membantah paham Islam anti-madzhab seperti Wahabi yang ditulis ulama asal Indonesia. Ini membuktikan persoalan Wahabi sudah menjadi sedemikian momok di awal abad ke-20.

KH Muhammad Faqih Maskumambang sendiri adalah putra keempat KH Abdul Djabbar yang masih merupakan keturunan dari Joko Tingkir alias Sultan Hadiwijaya. Ia memimpin Pesantren Maskumambang mulai tahun 1325H. sampai 1353 H. Ia seorang ulama besar yang terkenal di pulau Jawa, bahkan sampai keluar Jawa. Ia ahli dalam bidang Ilmu Tafsir, Tauhid, Fiqih, Nahwu dan Balaghah, Mantiq, Ushul Fiqih dan lain-lain. Ia sangat aktif dalam mengajar.

Ia juga menulis beberapa buku. Salah satu buku karya beliau yang masih dapat dibaca adalah “Al-Mandzumah Al-Dailah fi Awaili Al-Asyhur Al-Qamariyah” yang berisi tentang ilmu falaq (astronomi). Buku yang terdiri dari dua teks, yakni teks pertama berupa nadzam, sedang teks kedua berisi natsar (prosa) ini ditemukan dalam koleksi KH Abdul Hadi (Pengasuh Pondok Pesantren Langitan tahun 1921-1971), sebagai salah satu buku yang diajarkan kepadanya ketika belajar kepada KH Faqih Maskumambang pada tahun 1930.

Penulisan buku yang terdiri dari nadhom dan prosa ini menunjukkan bahwa beliau telah mengadakan pendidikan ilmu fisika astronomi dengan cara yang menyenangkan. Beliau juga menjadikan agama mampu melintasi ilmu fisika-astronomi, ilmu sosial pendidikan, dan ilmu-ilmu humaniora (sastra). Dan pendidikan dengan cara yang menyenangkan ini telah tertata rapi di Pesantren Maskumambang tempo dulu. Kemasyhuran dan kedalaman pengetahuan beliau ini menjadikan Pondok Pesantren Maskumambang sangat terkenal dan santri-santrinya pun berdatangan dari pelbagai daerah.

Pada tahun 1937 M bertepatan dengan tahun 1353 H, KH Muhammad Faqih berpulang ke Rahmatullah dalam usia 80 tahun dengan meninggalkan belasan karya tulis.

Kata Pengantar KH. Maimun Zubair

“Kiai Faqih bin Abdul Jabar Maskumambang memiliki karisma—sekaligus popularitas—yang sedemikan tinggi di kalangan Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU). Ini tidak saja karena beliau salah seorang ulama yang memiliki peran penting di tubuh NU sejak kali pertama ia dibentuk, tetapi juga karena beliau sahabat karib Kiai Hasyim Asy’ari. Kalau kita teleusuri riwayat kehidupan mereka, kita akan dapati bahwa keduanya merupakan sahabat seperjuangan semenjak “nyantri” baik ketika di tanah suci Makkah, maupun di pondok pesantren Syeikhana Khalil Bangkalan. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya, mereka berdua sama-sama menjadi pengurus inti NU: Kiai Hasyim menjadi Rais ‘Am dan Kiai Faqih menjadi Naib ‘Am”. 


0 komentar :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011 . Toko Buku ASWAJA . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design by Herdiansyah . Published by Borneo Templates