Penulis: Imam Jalaluddin al-Mahalli & Imam Jalaluddin As-Suyuthi
Penerbit:
Harga: Rp 210.000.-
Penerbit:
Harga: Rp 210.000.-
Kitab tafsir Jalalain
telah dijadikan kitab dasar di seluruh pesantren di Indonesia
diperuntukkan bagi mereka yang ingin mempelajari tafsir Al-Quran.
Bahasanya ringkas, padat, dan enak. Berikut ini sekilas mengenainya.
Kitab
ini satu-satunya kitab tafsir yang penyusunnya dua orang. Uniknya
mereka tidak mengerjakannya secara bersamaan. Meski disebut-sebut
penyusunnya oleh dua orang, sebenarnya Al-Mahalli dan As-Suyuthi tidak
mengerjakannya dalam waktu yang bersamaan. Masing-masing penyusun yang
berbeda generasi itu hanya menulis tafsir separuh Al-Quran pada masanya.
Sebab ketika sang mufassir pertama menyusun bagian pertama Tafsir
Jalalain, mufassir kedua baru saja memulai pengembaraannya mencari ilmu.
Penulis
awal Tafsir Jalalain adalah Jalaluddin Al-Mahalli, tokoh kelahiran
Kairo, Mesir, tahun 791H/1389 M, yang bernama asli Muhammad bin Ahmad
bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin Hasyim Al-Mahalli Al-Mishri
Asy-Syafi’i. Uniknya, entah mengapa, ulama besar yang juga termasyhur
karena kealimannya di bidang fiqih, ilmu kalam, nahwu dan manthiq dan
karya-karya besarnya, itu mengawali penulisan tafsirnya dari Surah
Al-Kahfi yang terletak di pertengahan juz lima belas lalu terus ke
belakang hingga surah terakhir, An-Nas.
Usai
menafsirkan Surah An-Nas, Al-Mahalli lalu kembali ke halaman muka
Al-Quran, menafsirkan surah Al-Fatihah. Tadinya, setelah usai
menafsirkan surah pertama dalam Al-Quran itu ia akan melanjutkan dengan
surah Al-Baqarah, Ali Imran dan seterusnya hingga akhir surah Al-Isra.
Namun taqdir berkata lain, ketika baru selesai menulis tafsir
Al-Fatihah, sang Allamah berpulang ke haribaan Allah pada tahun 864
H/1459 M.
Merasa
sayang dengan karya besar sang guru yang nyaris terbengkalai, belasan
tahun kemudian, pekerjaan mulia itu pun dilanjutkan oleh salah satu
murid Al-Mahalli yang saat itu telah menjadi ulama besar yang sangat
alim, Abdurrahman bin Kamaluddin Abi Bakar bin Muhammad Sabiquddin bin
Fakhrudin bin Utsman bin Nashiruddin Muhammad bin Saifudin Khidhir
Al-Khudhairi As-Suyuthi Al Mishri Asy-Syafi’i, atau Jalaluddin
As-Suyuthi. Secara mengagumkan, As-Suyuthi melanjutkan penafsiran dari
Surah Al-Baqarah sampai akhir Surah Al-Isra di juz 15, dengan metodologi
serta pola dan gaya bahasa yang nyaris sama persis dengan tulisan awal
sang guru.
Jika
bukan karena ada keterangan bahwa kitab tafsir itu disusun oleh dua
mufassir, orang-orang pasti akan mengira penyusun Tafsir Jalalain hanya
satu orang saja. Bahkan, untuk menyamakan metodologi dengan sang
pendahulu, As-Suyuthi juga meletakkan surah Al-Fatihah berikut
penafsirannya di akhir kitab.
Meski
terbilang ringkas, informasi-informasi penting dalam Tafsir Jalalain
membuat kitab itu terus menjadi rujukan ulama, bahkan hingga saat ini.
Keringkasan penjabarannya juga mengundang minat banyak ulama sesudahnya
untuk menyusun komentar atas kitab tafsir tersebut.
0 komentar :
Posting Komentar